「同一片天空,同樣的生活」(英文)-明志科技大學視傳傳達設計研究所-李度(回頁首)
Tidak mudah
memang hidup di negara lain yang bahkan belum pernah kita
kunjungi sebelumnya. Perbedaan budaya, bahasa, adat istiadat,
dan tata krama akan menjadi tantangan tersendiri. Termasuk
saat kita tinggal di Taiwan. Bagi saya ini adalah pertama
kali menginjakkan kaki di negeri Formosa. Saya memutuskan
untuk tinggal di Taiwan karena ingin melanjutkan studi pasca
sarjana jurusan Desain Komunikasi Visual di Ming Chi
University of Technology. Gelar sarjana sendiri telah saya
dapatkan di Universitas Internasional Batam, kota Batam,
provinsi Kepulauan Riau.
Ada beberapa hal menarik yang ingin saya bahas berdasarkan
pengalaman saya tinggal di Taiwan.
1. Keramahan warga Taiwan
Karena manusia adalah makhluk sosial, maka bahasan
tentang lingkungan sekitar tempat kita tinggal tidak boleh
kita lewatkan. Menilai keramahan seseorang ataupun suatu
lingkungan sangatlah subjektif sifatnya, namun kembali lagi,
ini hanyalah penilaian saya pribadi berdasarkan pengalaman
yang telah saya alami. Mungkin akan berbeda apabila orang
lain yang menilainya.
Saya menganggap warga Taiwan sangatlah ramah kepada orang
asing. Saya pernah dipinjamkan payung saat hujan lebat meski
saya belum mengenal orang tersebut, bahkan ketika saya ingin
mengembalikan payung tersebut ia enggan menerima. Ia malah
memberi tahu bahwa beberapa hari ke depan prediksi cuaca
akan terjadi hujan lebat. Saya bisa mengembalikan payung
tersebut apabila cuaca telah kembali normal, sambil memberi
tahu bahwa rumahnya tidak jauh dari tempat saya tinggal.
Saya bahkan pernah menerima daging sapi halal secara
gratis, hanya karena ia tahu bahwa saya seorang muslim dan
ia sedang membali daging sapi dalam jumlah yang lumayan
banyak. Kami bahkan tidak mengenal sebelumnya.
Namun dibalik keramahan warna Taiwan pada umumnya, warga
Taiwan juga menjunjung tinggi individualis. Mereka tidak
terlalu peduli terhadap apa yang orang lain lakukan. Sebagai
contoh saat kita berada di transportasi publik, kita akan
jarang sekali menemukan percapakan antara dua orang yang
tidak saling mengenal sebelumnya. Mereka akan lebih memilih
memainkan smartphone, membuka Facebook, atau Instagram
ataupun sekedar melihat video di Youtube.
2. Bahasa Mandarin adalah yang utama
Bahasa Mandarin menjadi hal yang sangat penting saat kita
tinggal di Taiwan. Wajar saja, karena memang bahasa Mandarin
yang menjadi bahasa utama untuk berkomunikasi. Hanya saya
saya sedikit diuntungkan karena berada di program pasca
sarjana, sehingga proses belajar mengajar dilakukan dalam
dua bahasa, yakni Mandarin dan Inggris. Namun untuk
menjalani kehidupan sehari-hari, mutlak kita harus
mempelajari bahasa Mandarin.
Tidak semua orang menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Bahasa Inggris lebih banyak dikuasai oleh anak muda,
sementara orang yang telah lanjut usia pada umumnya hanya
mengerti apabila kita berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.
3. Transportasi mudah untuk diakses
Karena saya tinggal di kota New Taipei, nyaris tidak
ada kesulitan yang berarti untuk mengakses transportasi.
Bus, MRT, dan Youbike adalah contoh transportasi yang dapat
kita akses.
Saya sudah pergi ke beberapa kota di Indonesia seperti
Batam, Singkawang, Pontianak, Medan, Bandung, Pangkalpinang,
Jambi, dan lain-lain. Hanya saja memang saya merasa
pengelolaan transportasi umum di Taiwan lebih baik daripada
di Indonesia. Semua telah tertata rapi dan baik.
Sebagai contoh dari sistem pembayaran, saya dapat
menggunakan kartu mahasiswa yang telah diisi saldonya untuk
melakukan pembayaran transportasi publik. Harganya juga jauh
lebih murah dibandingkan kartu yang memang dikhususkan untuk
pengguna umum.
4. Biaya hidup
Biaya hidup seseorang dengan yang lain tentu
berbeda-beda. Sebagai gambaran di saat kita menyantap menu
makanan yang bersahabat di kantong mahasiswa harganya
berkisar 30-70NTD atau berkisar 31 ribu rupiah. Untuk tempat
tinggal kita bisa menyewa 1 kamar dengan harga yang berkisar
4000-8000NTD perbulannya. Saya pribadi tidak membayar tempat
tinggal karena mendapatkan beasiswa dari kampus tempat saya
belajar. Sedangkan biaya transportasi, apabila kita
menggunakan YouBike maka kita tidak dikenakan biaya apapun
apabila waktu penyewaan di bawah 30 menit. Apabila
menggunakan bus dan MRT, biaya akan dihitung sesuai seberapa
jauh stasiun yang kita lalui.
Pada dasarnya biaya hidup akan disesuaikan kembali kepada
gaya hidup seseorang. Biaya hidup saya di Taiwan bahkan
tidak jauh berbeda dengan biaya hidup saat di Indonesia.
5. Pekerjaan
Saya sendiri saat ini sedang bekerja di sebuah
restoran halal di kota Taipei. Untuk upah minimum sendiri di
Taiwan adalah 140NTD perjamnya, sementara saya mendapatkan
150NTD . Upah akan dihitung sesuai dengan berapa jam lamanya
kita bekerja. Saya pribadi hanya bekerja 4 jam dalam sehari
karena memang saya bekerja paruh waktu. Sehingga saya 1 hari
mendapatkan 600NTD atau sekitar 270 ribu rupiah.
Tentu jumlah ini jauh lebih banyak daripada saat saya
bekerja di Indonesia sebagai Desain Grafis sebuah perusahaan
yang hanya di bayar 3,5 jutaan perbulannya dengan waktu
kerja selama 8 jam perhari dengan hari kerja sebanyak 5 hari
dalam seminggu.
Sekian ulasan singkat yang dapat saya sampaikan, semoga
bermanfaat untuk kita semua. |