發報時間: 2018-01-26

報主:明志科技大學行動導向辦公室 

本期目錄
(請點選以下文字,可直接跳至該篇文章)
崎頭古道-泰山區保存最完善的古道
    作者:泰山文史協會 林永河

107年2月1日~11日憶遊.鄉情藝文聯展
    作者:明志科技大學通識教育中心李振嘉
「同一片天空,同樣的生活」(中文)
     作者:明志科技大學視傳傳達設計研究所-李度
「同一片天空,同樣的生活」(英文)
     作者:明志科技大學視傳傳達設計研究所-李度

  泰山區崎頭古道

崎頭古道-泰山區保存最完善的古道-泰山文史協會 林永河(回頁首)



   從頂泰山巖的右側有一條歷史悠久的崎頭古道,在清朝中葉是桃園龜山牛角坡及林口地區通往新莊重要古道之一。也是牛角坡、林口、錢厝坑、柯厝坑的先民將農產品運送到新莊必經之路。我們踏著先民的腳步,沿著由礫石所鋪設的古道而上,第一座崎頭福德宮就在眼前提供人們景仰與休息的好地方。經過密布森林的古道上,繼續往前行,到了第二座大崎頭土地公,也展開雙手歡迎我們的到來,再往上走一些路程,就到日治時期所繪地圖天泉水堀的地方。此處為貴子坑溪的源頭之一,泉水終年不斷,也是泰山地區墾拓史上很重要引泉水灌溉水田的源頭。

  勢高而溪澗淡水,先民們將旱地引水灌溉化地為田,奠定安基樂業的生活,此處地帶正是林口臺地與山腳斷層的交接處,也印證新莊平原的拓墾是以泰山山腳一帶為最早。崎頭古道是先民們遺留在地表上的歷史陳跡,也是泰山地區重要的開拓史,是具有人文色彩與時代價值,崎頭古道是人文與自然兼備的古道,自然生態、動、植物都很豐富,地質地貌演變,讓行走於古道的我們,整個大台北盆地視野盡收眼底,是自然景觀最佳地點,也是兼顧保育與生態教育最佳鄉土教材。
  除了崎頭古道之外,還有新車路古道、新寮古道、茶葉古道等,因歷史開拓的因素,大部分的路段已成道路或不存在。反而現代化的步道,如:義學坑自然生態步道、尖棟山步道,成為人們休閒踏青的好去處。

 

 

107年2月1日至11日憶遊.鄉情藝文聯展-明志科技大學通識教育中心李振嘉(回頁首)


  為提昇泰山地區藝文氣息,深耕美學涵養,新北市泰山區藝文協會與明志科技大學共同舉辦「憶遊.鄉情」-藝文聯展。
  此次展覽為泰山地區藝文界的年底壓軸盛事,由新北市泰山區藝文協會主辦、明志科技大學協辦,預計於107年2月1日(星期四)至2月11日(星期日),假明志科技大學創新大樓一樓「明志藝廊」,展開為期十天的「憶遊.鄉情」-藝文聯展。。
  此次聯展歷經數月籌劃,預計展出四十~五十餘幅畫作,參展的三位藝術家分別是廖惠村、吳奇珍與李福雄老師,他們是泰山區藝文協會及林昆山理事長極力推薦的藝術先進,不僅造詣深遠,更有著截然不同的背景與藝術風格。
  本次展覽訂於106年2月4日(星期日)上午十點,於明志藝廊舉辦開幕茶會,歡迎各界人士踴躍參加。
 展覽主題:「觀想.風月」藝文展覽
 展覽期間:106年2月1日(星期四)至2月11日(星期日),每天上午九點至下午四點
 展覽地點:明志科技大學創新大樓一樓明志藝廊
      新北市泰山區貴子里工專路84號
 開幕茶會:107年2月4日(星期日)上午十點

 

 

「同一片天空,同樣的生活」(中文)-明志科技大學視傳傳達設計研究所-李度(回頁首)

  我來自印尼,對我來說,住在別的國家真的不容易,因為文化、語言、習俗和禮儀都不一樣,我來臺灣是因為我想繼續學習視覺轉達設計專業,根據我在台灣的經驗,我想討論一些有趣的事情。
 1. 台灣人的招待
  我認為台灣人對外國人非常友好,有一個人在下雨天借雨傘給我,而我們以前 
  都不認識。但是在台灣的熱情好客後面,台灣人也堅持個人主義。在台灣時,
  中文變得非常重要,因為中文是溝通的主要語言。
 2. 交通
  我住在新北市,交通運輸幾乎沒有任何困難,公車、捷運和Youbike是我們可
  以到處走走的交通工具,我可以使用已經存錢的學生卡來進行公共支付,費用
  也比一般便宜。
 3. 生活成本
  舉一個例子,在學生餐廳的菜單從30-70台幣或約31000盧比,使用YouBike
  在30分鐘以下不收取任何費用,在使用公車和捷運時,費用將根據我們所經
  過的車站的距離來計算,基本上我在台灣生活的成本與印尼的生活成本沒有太
  大的差別。
 4. 工作
  我目前在台北市一家穆斯林餐廳工作,工資每小時150台幣,我一天只工作四
  小時,因為是兼職工作, 所以我一天拿到600NTD約27萬元盧比左右。當然
  ,這個數字比我在印尼的平面設計工作要多得多,公司每個月只能支付350萬
  盧比,每週工作5天,每天8個小時。

 

 

 

「同一片天空,同樣的生活」(英文)-明志科技大學視傳傳達設計研究所-李度(回頁首)  

  Tidak mudah memang hidup di negara lain yang bahkan belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Perbedaan budaya, bahasa, adat istiadat, dan tata krama akan menjadi tantangan tersendiri. Termasuk saat kita tinggal di Taiwan. Bagi saya ini adalah pertama kali menginjakkan kaki di negeri Formosa. Saya memutuskan untuk tinggal di Taiwan karena ingin melanjutkan studi pasca sarjana jurusan Desain Komunikasi Visual di Ming Chi University of Technology. Gelar sarjana sendiri telah saya dapatkan di Universitas Internasional Batam, kota Batam, provinsi Kepulauan Riau.
  Ada beberapa hal menarik yang ingin saya bahas berdasarkan pengalaman saya tinggal di Taiwan.
1. Keramahan warga Taiwan
  Karena manusia adalah makhluk sosial, maka bahasan tentang lingkungan  sekitar tempat kita tinggal tidak boleh kita lewatkan. Menilai keramahan seseorang ataupun suatu lingkungan sangatlah subjektif sifatnya, namun kembali lagi, ini hanyalah penilaian saya pribadi berdasarkan pengalaman yang telah saya alami. Mungkin akan berbeda apabila orang lain yang menilainya.
  Saya menganggap warga Taiwan sangatlah ramah kepada orang asing. Saya pernah dipinjamkan payung saat hujan lebat meski saya belum mengenal orang tersebut, bahkan ketika saya ingin mengembalikan payung tersebut ia enggan menerima. Ia malah memberi tahu bahwa beberapa hari ke depan prediksi cuaca akan terjadi hujan lebat. Saya bisa mengembalikan payung tersebut apabila cuaca telah kembali normal, sambil memberi tahu bahwa rumahnya tidak jauh dari tempat saya tinggal.
  Saya bahkan pernah menerima daging sapi halal secara gratis, hanya karena ia tahu bahwa saya seorang muslim dan ia sedang membali daging sapi dalam jumlah yang lumayan banyak. Kami bahkan tidak mengenal sebelumnya.
  Namun dibalik keramahan warna Taiwan pada umumnya, warga Taiwan juga menjunjung tinggi individualis. Mereka tidak terlalu peduli terhadap apa yang orang lain lakukan. Sebagai contoh saat kita berada di transportasi publik, kita akan jarang sekali menemukan percapakan antara dua orang yang tidak saling mengenal sebelumnya. Mereka akan lebih memilih memainkan smartphone, membuka Facebook, atau Instagram ataupun sekedar melihat video di Youtube.
2. Bahasa Mandarin adalah yang utama
  Bahasa Mandarin menjadi hal yang sangat penting saat kita tinggal di Taiwan. Wajar saja, karena memang bahasa Mandarin yang menjadi bahasa utama untuk berkomunikasi. Hanya saya saya sedikit diuntungkan karena berada di program pasca sarjana, sehingga proses belajar mengajar dilakukan dalam dua bahasa, yakni Mandarin dan Inggris. Namun untuk menjalani kehidupan sehari-hari, mutlak kita harus mempelajari bahasa Mandarin.
  Tidak semua orang menguasai bahasa Inggris dengan baik. Bahasa Inggris lebih banyak dikuasai oleh anak muda, sementara orang yang telah lanjut usia pada umumnya hanya mengerti apabila kita berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.
3. Transportasi mudah untuk diakses
  Karena saya tinggal di kota New Taipei, nyaris tidak ada kesulitan yang berarti untuk mengakses transportasi. Bus, MRT, dan Youbike adalah contoh transportasi yang dapat kita akses.
  Saya sudah pergi ke beberapa kota di Indonesia seperti Batam, Singkawang, Pontianak, Medan, Bandung, Pangkalpinang, Jambi, dan lain-lain. Hanya saja memang saya merasa pengelolaan transportasi umum di Taiwan lebih baik daripada di Indonesia. Semua telah tertata rapi dan baik.
Sebagai contoh dari sistem pembayaran, saya dapat menggunakan kartu mahasiswa yang telah diisi saldonya untuk melakukan pembayaran transportasi publik. Harganya juga jauh lebih murah dibandingkan kartu yang memang dikhususkan untuk pengguna umum.
4. Biaya hidup
  Biaya hidup seseorang dengan yang lain tentu berbeda-beda. Sebagai gambaran di saat kita menyantap menu makanan yang bersahabat di kantong mahasiswa harganya berkisar 30-70NTD atau berkisar 31 ribu rupiah. Untuk tempat tinggal kita bisa menyewa 1 kamar dengan harga yang berkisar 4000-8000NTD perbulannya. Saya pribadi tidak membayar tempat tinggal karena mendapatkan beasiswa dari kampus tempat saya belajar. Sedangkan biaya transportasi, apabila kita menggunakan YouBike maka kita tidak dikenakan biaya apapun apabila waktu penyewaan di bawah 30 menit. Apabila menggunakan bus dan MRT, biaya akan dihitung sesuai seberapa jauh stasiun yang kita lalui.
  Pada dasarnya biaya hidup akan disesuaikan kembali kepada gaya hidup seseorang. Biaya hidup saya di Taiwan bahkan tidak jauh berbeda dengan biaya hidup saat di Indonesia.
5. Pekerjaan
  Saya sendiri saat ini sedang bekerja di sebuah restoran halal di kota Taipei. Untuk upah minimum sendiri di Taiwan adalah 140NTD perjamnya, sementara saya mendapatkan 150NTD . Upah akan dihitung sesuai dengan berapa jam lamanya kita bekerja. Saya pribadi hanya bekerja 4 jam dalam sehari karena memang saya bekerja paruh waktu. Sehingga saya 1 hari mendapatkan 600NTD atau sekitar 270 ribu rupiah.
  Tentu jumlah ini jauh lebih banyak daripada saat saya bekerja di Indonesia sebagai Desain Grafis sebuah perusahaan yang hanya di bayar 3,5 jutaan perbulannya dengan waktu kerja selama 8 jam perhari dengan hari kerja sebanyak 5 hari dalam seminggu.
Sekian ulasan singkat yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua.

山腳街坊電子報第2期

107年1月26日

我要訂閱